Penipuan arisan

Arisan: Dari Tradisi Kekeluargaan Menjadi Jebakan Penipuan

Arisan, sebuah tradisi sosial yang mengakar kuat di masyarakat Indonesia, dulunya dikenal sebagai sarana mempererat silaturahmi sekaligus membantu menabung. Namun, seiring waktu, konsep ini kerap disalahgunakan oleh oknum tak bertanggung jawab sebagai modus penipuan yang merugikan banyak pihak.

Modus Operandi yang Meresahkan

Penipuan arisan umumnya beroperasi dengan iming-iming keuntungan atau giliran yang lebih cepat dari skema arisan konvensional. Pelaku, yang sering disebut "bandar" atau "owner", akan menawarkan arisan dengan janji manis seperti bunga tinggi, slot kosong yang bisa dibeli dengan harga diskon, atau giliran nama yang bisa dipercepat.

Para korban, yang tergiur keuntungan instan atau karena rasa percaya pada pelaku (terkadang teman atau kerabat), akan menyetorkan sejumlah uang. Pada awalnya, mungkin beberapa anggota akan mendapatkan giliran atau keuntungan sesuai janji untuk membangun kepercayaan. Namun, pada akhirnya, bandar akan menghilang setelah dana terkumpul banyak, meninggalkan kerugian besar dan kekecewaan mendalam bagi para pesertanya. Tak jarang, penipuan ini juga menggunakan skema ponzi, di mana uang dari anggota baru digunakan untuk membayar anggota lama, hingga sistem tersebut runtuh.

Waspada dan Verifikasi

Faktor utama yang membuat banyak orang terjerat adalah kombinasi antara iming-iming keuntungan besar dan kepercayaan buta. Ditambah lagi, kehadiran arisan online memperluas jangkauan korban, di mana pelaku bisa bersembunyi di balik anonimitas dunia maya.

Oleh karena itu, penting bagi kita untuk selalu berhati-hati. Waspadai janji keuntungan yang tidak realistis, skema yang tidak transparan, atau tekanan untuk segera bergabung dan merekrut anggota baru. Sebelum ikut arisan, pastikan rekam jejak penyelenggara jelas, dan pahami betul aturan mainnya. Jangan mudah tergiur dengan janji manis yang terlalu indah untuk menjadi kenyataan. Kehilangan uang dan kepercayaan adalah harga mahal yang harus dibayar dari kelalaian ini.

Exit mobile version