Pemberitaan Korupsi: Luka Lama yang Terus Menganga
Setiap kali layar kaca atau laman berita menampilkan judul tentang korupsi, rasanya seperti membaca babak baru dari cerita lama yang tak berujung. Fenomena ini bukan sekadar deretan angka kerugian negara, melainkan cerminan rapuhnya integritas dan hilangnya kepercayaan publik.
Korupsi, dalam bentuk apa pun, selalu meninggalkan jejak kehancuran. Kerugian finansial adalah yang paling nyata; dana yang seharusnya dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur, pendidikan, atau kesehatan, justru lenyap di kantong-kantong pribadi. Namun, dampak yang lebih dalam adalah erosi kepercayaan masyarakat terhadap institusi pemerintah dan penegak hukum. Masyarakat merasa dikhianati, memicu apatisme atau bahkan kemarahan.
Setiap berita penangkapan atau penetapan tersangka korupsi seringkali disambut dengan campuran harapan dan skeptisisme. Harapan akan keadilan yang ditegakkan, namun skeptisisme karena seringnya kasus serupa terulang. Publik menuntut bukan hanya penindakan, tetapi juga pencegahan yang efektif dan transparansi penuh dalam setiap proses hukum.
Berita korupsi adalah pengingat pahit bahwa perjuangan melawan rasuah belum usai. Ini adalah panggilan bagi kita semua – pemerintah, penegak hukum, dan masyarakat – untuk terus bersatu, mengawal setiap rupiah, dan memastikan bahwa integritas menjadi pilar utama dalam setiap sendi kehidupan berbangsa. Hanya dengan komitmen kuat dan tindakan nyata, luka lama ini bisa perlahan sembuh, dan kepercayaan dapat dibangun kembali.
