Jalan Rusak, Uang Rakyat Amblas: Korupsi dalam Proyek Infrastruktur
Kita seringkali mengeluhkan kondisi jalan yang rusak, berlubang, atau cepat retak, padahal belum lama dibangun. Di balik pemandangan yang mengganggu mobilitas dan membahayakan keselamatan ini, seringkali tersembunyi borok korupsi yang menggerogoti anggaran negara dan kepercayaan publik. Korupsi dalam proyek pembangunan jalan adalah salah satu penyakit kronis yang menghambat kemajuan sebuah bangsa.
Modus operandinya beragam dan terstruktur. Mulai dari penggelembungan anggaran (mark-up) bahan dan upah, penggunaan material dengan kualitas di bawah standar spesifikasi, hingga praktik kolusi antara oknum pejabat proyek, kontraktor, dan konsultan pengawas. Tak jarang, proyek yang seharusnya selesai tepat waktu sengaja diperlambat atau bahkan dibuat fiktif demi keuntungan pribadi. Hasilnya, jalan yang dibangun tidak memenuhi standar, mudah rusak, dan umur pakainya sangat singkat.
Dampak korupsi proyek jalan jauh melampaui sekadar lubang di aspal. Ini adalah pemborosan besar uang rakyat yang seharusnya bisa dialokasikan untuk sektor vital lainnya seperti pendidikan, kesehatan, atau peningkatan kesejahteraan masyarakat. Jalan yang rusak menghambat laju perekonomian, meningkatkan biaya logistik, dan mempertinggi risiko kecelakaan lalu lintas. Lebih jauh lagi, praktik culas ini mengikis kepercayaan publik terhadap pemerintah dan institusi penegak hukum, menciptakan siklus ketidakpercayaan yang merugikan pembangunan nasional secara keseluruhan.
Untuk memberantas korupsi di sektor infrastruktur jalan, diperlukan langkah tegas dan sistematis. Pengawasan harus diperketat di setiap tahapan proyek, mulai dari perencanaan, lelang, pelaksanaan, hingga audit akhir. Transparansi total dalam penggunaan anggaran dan spesifikasi teknis harus menjadi keharusan. Penegakan hukum yang tanpa pandang bulu bagi para pelaku, serta partisipasi aktif masyarakat dalam memantau dan melaporkan indikasi kecurangan, adalah kunci.
Hanya dengan komitmen kuat untuk memberantas korupsi, jalan-jalan di negara kita bisa benar-benar menjadi urat nadi perekonomian yang kokoh, bukan lagi simbol pemborosan dan pengkhianatan terhadap amanah rakyat.